MENGENAL MAKHLUK ALLAH - SHIRAT


Bismillahirahmanirrahim

Pada pembahasan kali ini saya ingin mengulas mengenai makhluk Allah SWT yang bernama Shirat, semoga dengan membaca uraian ini di harapkan agar keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT semakin bertambah, dan semakin cinta serta mahabah . Betapa keagungan dan kebesaran Allah maha segala-galanya dan memberikan  gambaran betapa tidak berdayanya kita di hadapan Allah SWT, sehingga kita semakin memohon Rido allah dan merendahkan diri di hadapan Allah SWT amin.


MENGENAI SIFAT SHIRAT (JEMBATAN)

Allah Ta’ala menciptakan jembatan penyebrangan di atas neraka yang di namakan Shirat. Tempatnya persis di tengah-tengah Jahanam, yang sangat licin dan bisa menggelincirkan orang yang lewat di atasnya. Shirat ini mempunyai 7 pos atau gardu, dan setiap pos jaraknya dalam perjalanan 3.000 tahun. Seribu tahun jalannya naik, seribu tahun jalannya rata, dan seribu tahun jalannya menurun, Bentuk Shirat itu lebih lembut dari pada rambut, lebih tajam daripada pedang, dan lebih gelap daripada malam.

Mari sejenak berhitung matematika secara akal mengenai waktu:
1 Hari Akhirat = 1.000 tahun dunia, berarti perjalanan 3.000 tahun di dunia = 3.000.000 tahun di akhirat
Jarak perjalanan tiap pos 3000 tahun dunia (kalau di hitung dengan perhitungan 1 jam dg kuda yg kencang = 40 km).
perjalanan 1 hr 1 mlm dengan kuda berarti 960km
1 bulan 960x30 = 28.800km.
1 th berarti 28.800 x12 = 345.600km  
345.600 x 1000 = 345.600.000 km 
345.600.000 x 3 = 1.036.800.000 km itu baru jarak satu pos ke pos satunya, sedangkan jumlah posnya ada 7 berarti kalo memakai ilmu matematika 1.036.800.000 x 7 = 7.257.600.000 waktu dunia. Berarti kalau di hitung dengan waktu akhirat 7.257.600.000 x 1.000 = 7.257.600.000.000
Allahuakbar maha suci Allah, betapa kecil dan tiada berarti kita di hadapan Allah.


Pada setiap pos terdapat 7 cabang, setiap cabang bentuknya seperti tumbak panjang yang di tajami ujung-ujungnya. Lalu seorang hamba akan duduk di atas pos itu untuk di Tanya tentang perkara yang di perintahkan oleh Allah SWT.
  1. POS PERTAMA : seorang hamba akan di periksa tentang keimanannya, jika ia selamat dari kekufuran/syirik menduakan Allah, maka bebaslah ia. Jika tidak selamat, maka ia akan di lemparkan ke dalam neraka.
  2. POS KEDUA : Seorang hamba di Tanya tentang shalatnya
  3. POS KE TIGA : Seorang hamba akan di Tanya tentang Zakatnya
  4. POS KE EMPAT : Seorang hamba akan di Tanya tentang puasanya
  5. POS KE LIMA : Seorang hamba akan di Tanya tentang haji dan umrahnya
  6. POS KEENAM : Seorang hamba akan di Tanya tentang wudlunya, mandi jinabatnya
  7. POS KETUJUH : Seorang hamba akan di Tanya tentang perbuatan baiknya terhadap kedua orang tua, tentang silaturahmi dan penganiayaan.
Jika sorang hamba selamat dari pertanyaan pertanyaan di setiap pos, maka ia bebas masuk ke surga, jika dirinya tidak selamat, maka ia terlempar kedalam neraka.

Wahab berkata : Bahwa nabi Muhammad SAW bersabda : “Wahai Tuhanku, Selamatkan umatku….., umatku….” Para malaikat itu naik melewati jembatan, sehingga ada di antara sebagian mereka yang naik di atas sebagian lain . Jembatan penyebrangan itu terus terombang – ambing seperti perahu di lautan yang tertimpa angin kencang.
Maka lewatlah golongan yang pertama. Mereka melewati shirat seperti kilat yang menyambar. Golongan kedua, mereka melewati shirat seperti angin kencang, Golongan ke tiga, mereka melewati shirat seperti burung yang terbang cepat, Golongan ke empat, mereka melewati shirat seperti kuda yang bagus larinya, golongan ke lima, mereka melewati shirat seperti  orang yang berjalan cepat, golongan ke enam, mereka melewati shirat seperti jalannya kerbau, golongan ke tujuh mereka melewati shirat lamanya sehari semalam, ada juga yang satu bulan lamanya.

Menurut pendapat lain : bahwa lamanya manusia melewati shirat itu satu tahun, dua tahun, tiga tahun. Sedangkan yang paling lama melewati shirat adalah 15.000 tahun, menurut hitungan tahun dunia.

masyaallah berarti kalau di hitung dengan tahun akhirat adalah 15.000.000 tahun

Diriwayatkan : bahwa manusia ketika melewati shirat maka api neraka berada di bawah telapak kaki mereka berada di atas kepala mereka, berada di sisi kanan dan kiri mereka, api juga berada di belakang dan di depan mereka.
Oleh karena itu Allah Taala berfirman :
(QS Maryam ; 71-72) Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan, Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.


Neraka itu selalu memakan jasad manusia yang lewat di atas jembatan, mulai dari kulitnya, dagingnya, maka setiap manusia yang lewat di atas Shirat seperti arang yang hitam, kecuali orang yang selamat dari neraka, diantara mereka ada orang yang merasa tidak takut terhadap sesuatu yang menakutkan, dan ia tidak melihat api neraka ketika melewati shirat sampai ia bertanya : “Dimanakah shirat itu?” lalu ada pemanggil; “Katakan kepadanya bahwa ia telah melewati shirat tanpa mengalami kesusahan sedikitpun, karena memperoleh rahmat Allah SWT”.
Ada sedikit keterangan di dalam suatu hadist : “ketika terjadi kiamat, maka datanglah sekelompok umat, tatkala umat ini naik di atas shirat, baginda Rasulullah SAW menengok kepada mereka, seraya bertanya : “siapa kalian?” mereka menjawab : “kami adalah umatmu”. Beliau kemudian bertanya lagi : “apakah kamu menjalankan syariatku”. Mereka menjawab : “tidak”. Lantas beliau meninggalkan mereka setelah itu, umat tadi jatuh kedalam neraka jahanam.
Kemudian datanglah umat yang lain, baginda Rasulullah SAW bertanya : “Apakah kalian menjalankan syariat Nabimu?” “Apakah kalian menjalankan sunah Nabimu?”. Kalau umat ini menjawab dengan “Ya” maka mereka akan lewati shirat. Jika mereka menjawab “Tidak” mereka akan langsung jatuh kedalam neraka. Setelah umat ini masuk kedalam neraka, mereka baru mengharapkan syafaat nabinya.

Dalam sebuah hadist di ceritakan : “Datanglah suatu kaum, mereka berdiri di tepi shirat, seraya berkata : “Siapakah yang bakal menyelamatkan kami dari api neraka?” Mereka tidak mau melewati shirat sehingga mereka menangis. Maka datanglah Jibril bertanya kepada mereka : “Apa yang membuat kalian tidak mau melewati shirat ini?” mereka menjawab : “Kami takut jatuh ke neraka”. Jibril bertanya lagi : “Ketika kalian hendak menyebrangi lautan bagaimana caranya?”. Mereka menjawab : “Kami menyebrangi lautan dengan menggunakan perahu”.
Jibril kemudian datang dengan membawa masjid yang biasa di pakai oleh mereka untuk sholat berjamaah, masjid tersebut di umpamakan sebagai perahu. Mereka kemudian duduk di atas masjid itu untuk melewati shirat. Lalu di katakanlah kepada mereka : “ini adalah masjid-masjid kalian yang pernah kalian gunakan untuk shalat berjamaah.”
Di ceritakan di dalam hadist : Allah taala ketika menghisab seorang hamba, maka keburukan hamba tersebut lebih berat dari kebaikannya, Allah lalu memerintahkan hamba ini ke neraka. Tatkala hamba tersebut pergi, Allah taala kemudian berfirman kepada Jibril : “Temukan hambaku dan tanyalah dia, apakah ia pernah duduk bersama para ulama sewaktu di dunia, maka aku akan mengampuni dirinya dengan syafaatnya para ulama”.
Malaikat Jibril lalu bertanya kepadanya, maka hamba tadi menjawab : “Tidak”, kemudian jibril melaporkan jawaban hamba itu kepada Allah : “Wahai Tuhanku, Engkau adalah Dzat Yang Lebih mengetahui keadaan hamba_MU”.
Allah Ta’ala lalu berfirman : “Tanyakan dia, apakah ia mencintai ulama”. Selanjutnya Jibril bertanya hamba itu, maka ia menjawab : “Tidak, aku tidak mencintai ulama”. Kemudian Allah Ta’ala berfirman : “tanyakan kepadanya apakah dia pernah duduk di tempat hidangan ulama”. Jibril kemudian bertanya kepadanya, maka hamba itu menjawab : “Tidak pernah”. Allah berfirman : “Apakah ia pernah bertempat di suatu tempat yang di tempati orang alim?” Jibril kemudian bertanya kepadanya, maka hamba itu menjawab : “Tidak pernah”. Allah berfirman : “Apakah ia mencintai seseorang yang mencintai seorang yang mencintai ulama”. Hamba itu menjawab : “Ya, aku pernah mencintai orang yang mencintai ulama”. Allah Ta’ala kemudian berfirman kepada Jibril : “Ambilah tangannya dan masukan ia ke surga. Bahwa hamba tersebut mencintai seseorang sewaktu di dunia, kebetulan orang yang di cintainya sangat mencintai ulama, maka kali ini Aku mengampuni dirinya, sebab berkahnya lelaki yang di cintainya itu”.

Berdasarkan keterangan di atas, ada sebuah hadist yang mengatakan : “Allah Taala mengumpulkan beberapa masjid dunia pada hari kiamat yang bentuknya di rubah seperti unta. Kakinya dari intan, lehernya dari Za’faran, kepalanya dari misik yang harum baunya, punggungnya dari zamrut Hijau. Yang bisa naik unta adalah orang yang ahli jama’ah, sedangkan para muazin adalah yang menuntun unta tersebut, imamnya adalah yang menggiring unta itu.”
Mereka lalu melewati pelataran halaman kiamat. Kemudian ada pemanggil : “Wahai penduduk halaman kiamat, mereka itu bukan golongan para malaikat yang dekat dengan Allah, juga bukan golongan para nabi dan rasul, tetapi mereka adalah umat Nabi Muhammad SAW yang menjaga shalatnya dengan berjama’ah”.

Ada yang mengatakan : Allah SWT telah menciptakan Malaikat “Darda’il”. Ia mempunyai dua sayap, satu sayap berada di Barat, sayapnya ini terbuat dari yakut merah. Sedagkan sayap yang lain berada di timur yang terbuat dari Zamrud hijau yang di taburi dengan mutiara dan yakut serta marjan. kepalanya berada di bawah Arsy, kedua telapak kakinya berada di bawah bumi ketujuh.
Malaikat ini setiap malam di bulan Ramadlan memanggil-manggil : “Apakah ada orang-orang yang berdoa malam di bulan Ramadlan ini, maka doanya akan di kabulkan?  ” “Apakah ada orang yang meminta di malam ini, maka permintaanya akan di kabulkan?” “Apakah ada orang yang bertaubat di mala mini, maka taubatnya akan di terima?” “Apakah ada orang yang memohon ampunan di malam ini, maka dirinya akan di ampuni dosa dan kesalahannya hingga terbit fajar.”

Disadur dan di tulis ulang dengan sedikit penambahan dari buku “100 berita dari kubur” karya Haqiqi Alif dengan daftar pustaka yang mengambil dari kitab Sahih bukhari, Shahih muslim, jawahirul bukhari, Riyaadlush Shalihin, Durratun nasihin, At-Tajriidu Ash-Sharih, Bulghul Maram, At-Tadzhib, Mukhtarul Ahadits An-nabawiyyah, Al-Jami’u Ash-Shaghir, As-Sab’iyyatu Fil Mawa’idzil Birriyat, Irsyadul Ibad, Qishashul Mi’raj, Tafsir Surat Yasin, Daqa’iqul akhbar, Mawa’idzul Usfuriyyah, al-Bidayah wan Nihayah, Al-Akbar.

Semoga bermanfaat serta menambah keimanan serta keyakinan kepada Allah SWT amin.

Previous
Next Post »