KEARIFAN YANG TERPENDAM

Seperti halnya kearifan leluhur
Yang mengalir saat bertutur
Tentang santun dan kebajikan
Tentang kasih dan kepatutan.

Semoga, kebajikan mereka adalah pelita
Yang menghapus segala buta
Dari semua jenis mata.

Semoga, jiwa raga kita dijauhkan
Dari kondisi yang merapuhkan
Seperti yang telah mereka gambarkan...

Ambesemake payung (membakar payung)
Seseorang yang melakukan perbuatan yang bisa merusak nama baik keluarganya.

Amburu kidang lumayu (memburu kijang yang lari)
Mendamba sesuatu yang mustahil untuk dicapai.

Ambuwang rase olek kuwuk (melepas musang tapi malah mendapat kucing hutan)
Bermaksud membuang sesuatu yang dirasa buruk, tapi malah mendapat sesuatu yang jauh lebih buruk.

Anak polah bapa kepradah (anak bertingkah, bapak yang bertanggung jawab)
Tuntutan atau perbuatan anak yang justru membuat orang tua bersusah payah dan menanggung akibat buruknya.

Anara wacana (memanah dengan ucapan)
Mencaci/mengolok/menuduh seseorang tanpa sebab, hingga membingungkan orang lain.

Andaka angungak sari tan wrin baya (banteng mendengusi bunga, tanpa tahu bahayanya)
Seseorang yang menaruh hati pada lawan jenis, namun lupa untuk memperhitungkan konsekwensinya.


Andangkarda (membeberkan dengan sangat)
Seseorang yang mengutarakan isi hati (curhat), namun akhirnya melebar ke mana-mana.

Andasa linya (melipatgandakan perbuatan ceroboh)
Seseorang yang mendapatkan musibah berulang-ulang karena perbuatan dan egoya sendiri.

Andriya raksa (selalu curiga dan mengawasi)
Orang yang waktunya dihabiskan untuk curiga dan mengamati orang-orang di sekitarnya yang sebenarnya tidak melakukan apa-apa.

Anganggap tuna (menganggap adanya kerugian)
Menuduh orang lain tanpa memperhitungkan adanya bukti, akhirnya benar-benar tak terbukti dan mendapat malu.

Anggegondheli buntuting macan (memegangi ekor harimau)
Mempercayai dan meyakini sesuatu yang sebenarnya mendorong kepada keburukan dan kerugian.

Anggepuk kemiri kopong (menumbuk buah kemiri kosong)
Seseorang yang melakukan perbuatan/meyakini sesuatu dengan gigih, namun karena tidak berpikir panjang, hasilnya hanyalah kesia-siaan.

Anggutuk elor kena kidul (melempar yang utara, tapi kena yang di selatan)
Maksudnya ingin menyindir/menuduh seseorang, tapi sebenarnya malah merembet mengenai kalangannya sendiri.

Anirna yukti (menghilangkan sesuatu yang layak)
Karena marah/kalut/bingung, akhirnya menuduh orang lain tanpa adanya bukti.

Anjaga’ake endhoge si blorok (mengharap telurnya ayam blorok)
Seseorang yang mengharapkan sesuatu yang belum jelas.

Asu marani gitik (Anjing mendekati alat pukul)
Sengaja/nekat mendekati sesuatu yang membahayakan.

Atine landhep dengkule (daripada hatinya lebih tajam lututnya)
Orang yang dianggap dungu, karena sering kali tidak mau/malas berpikir panjang atas apa yang dilakukannya.

Beluk ananjak (burung hantu meloncat)
Seseorang yang hanya mengerti dan menuruti kemauannya sendiri tanpa mempertimbangkan keinginan dan hak orang lain.

Bocah kurang janganan (anak kecil yang kurang sayuran)
Belum cerdas/dewasa dalam menyikapi berbagai persoalan.

Bolu rambatan lemah (tanaman berduri yang merambat di tanah)
Membiarkan masalah berlarut-larut hingga akhirnya sulit untuk mengatasi/mencarikan solusinya.

Buru uceng kelangan deleg (memburu ikan kecil malah kehilangan yang besar)
Mencari/mengejar/menanti hal yang sebenarnya remeh/kecil/sepele, akhirnya malah kehilangan yang yang lebih penting/besar/berguna.

Cahcah upa (mengurai butiran nasi)
Berbuat sesuatu yang malah bisa merenggangkan eratnya persahabatan/hubungan.

Cecak nguntal empyak (cicak makan atap)
Seseorang yang punya keinginan/cita-cita/harapan yang tidak disesuaikan dengan kondisi/kemampuannya, dan bisa jadi berakhir dengan kekecewaan, karena peluang gagalnya sangat besar.

Cuplak andheng-andheng (kutil tahi lalat)
Menjadi orang yang hanya bisa merepotkan orang lain saja.

Dadi landesan (menjadi landasan)
Seseorang yang jadi objek cercaan dan dipersalahkan orang banyak.

Dandhang ngelak (burung gagak yang kehausan)
Orang yang menginginkan sesuatu yang buruk/jelek terjadi pada orang lain.

Dhalang karubuhan panggung (Dalang yang tertimpa panggung)
Orang yang menemui kesulitan/keruwetan hidup akibat ucapannya sendiri.

Dibeciki mbalang tai (diperlakukan baik tapi malah melempar tinja)
Kebaikan dan perhatian orang lain malah dicurigai dan dibalas dengan perbuatan yang tidak menyenangkan.

Dolanan ula mandhi (bermain ular berbisa)
Melakukan perbuatan yang beresiko dengan ceroboh, sehingga besar kemungkinan akan celaka.

Durniti wiku manik retno adi (kelakuan buruk pendeta tak sama dengan berlian)
Sebenarnya sudah tahu tentang hak dan kewajibannya, namun enggan untuk melakukan demi ego dan kemauannya.
Previous
Next Post »